***
Ditengah hiruk pikuk keadaan Indonesia yang mulai disibukkan dengan dunia politik dan ekonomi, ada sisi lain yang menarik yang bisa dijadikan suguhan untuk masyarakat dan pemerintah berkaitan dengan kebudayaan.
Sore ini, 21 April 2017, Reyog Manggolo Mudho Pawargo Yogyakarta bersama dengan MM Production memenuhi undangan Pemerintah Desa Catur Tunggal untuk menampilkan kesenian Reyog Ponorogo bersama masyarakat Catur Tunggal dalam rangka hari jadi Desa Catur Tunggal ke-69.
Sore ini, 21 April 2017, Reyog Manggolo Mudho Pawargo Yogyakarta bersama dengan MM Production memenuhi undangan Pemerintah Desa Catur Tunggal untuk menampilkan kesenian Reyog Ponorogo bersama masyarakat Catur Tunggal dalam rangka hari jadi Desa Catur Tunggal ke-69.
Teman-teman manggolomudhoholic dan seluruh masyarakat pecinta Reyog Ponorogo turut hadir dalam acara tersebut. Tidak hanya warga Catur Tunggal juga banyak warga dari Yogyakarta dan tentunya kehadiran mahasiswa Norwegia yang datang bersama 3 temannya untuk melakukan riset.
Antusiasme warga Catur Tunggal untuk menjunjung kebudayaan patut diacungi 'jempol'. Pasalnya tidak hanya tahun ini. Tahun 2016 yang lalu Reyog Manggolo Mudho Pawargo Yogayakarta juga diundang untuk mengisi acara utama.
Pementasan diarak dari Rumah kepala Dukuh Mrican bersama wiyogo menuju balai desa Catur Tunggal. Sejauh acara berlangsung ramai warga berdatangan ketika alunan gamelan Reyog Ponorogo mulai dibunyikan. Ditambah keberadaan icon Reyog Ponorogo yaitu Dadak Merak yaitu topeng terbesar dan terberat didunia itu menghipnotis mata penonton yang berhamburan melihat dijalan dan di Balai Desa Catur Tunggal.
Komentar
Posting Komentar